Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh!!!!!!......
Heeeem kayaknya baru aja kemaren kita melaksanakan ibadah puasa
pertama, tapi ternyata sekarang udah tinggal nunggu
hari raya esok aja nieeee…. niii yang paling disenengin and di tunggu sama
banyak orang yaitu ketika hari raya iedul fitri
sooob!!! Bener gk??? Bener aja deh biar keliatan ada pendukungnya gto0@ hheee….
Ooo yess sob!.. iedul fitri yang umumnya sering disebut by “HARI
LEBARAN”,,, yaa kalau bahasa sundana mah “BADA” cenah, nek boso jowone “BODO” kalau gk
salah, heeem sob kalau kita liat keadaan masyarakat, mungkin kita sering liat
kalau misalnya dateng bulan Ramadhan mereka emang gembira, tapi sob ternyata banyak juga lohh
yang kalau datang bulan ramadhan malah gak seneng tapi malah sedih sampe-sampe
terkadang ada yang bilang “Aahh!! udah puasa lagi aja nih mesti ninggalin makan
and minum di siang bolong niich!, padahal Ntu kan panas buanGet S0oB!!,,” ada
juga yang bilang, biasanya para ibu nii yang bilang “wah dateng bulan ramadhan
mesti repot nih harus bangun jam 3 buat nyiapin sahur, nyiapin untuk buka puasa
lah, buat kueh-kueh lebaran lah dan yang lain-lainnya..”. Tapi sob sebaliknya
ni sob! Kalau udah deket ke hari raya and mau ninggalin bulan ramadhan baru
pada seneng, yaa katanya si “weeh dah mau selese puasa nii,. berarti
kagak usah nahan laper and haus lagii and siap-siap beli baju lebaran ditambah
pembagian THR heeeem seneng banget dahh!!..
Sob tapi teryata itu berbeda loh ama keadaan Nabi kita Nabi Muhammad saw, kalau Nabi kita Nii.. kalau
mau dateng bulan suci ramadhan BEeeh gembiranya bukan maen So0b, gak kaya
sebagian kita yang sedih karena gak bisa makan and minum, tapi sebaliknya So0b!
Rasulullah kalau udah mau ninggalin bulan suci, bulan yang penuh berkah itu’,
DUUUh!!.. sedihnya gak ketulungan, sedih banget so0b, yaA.. gak kalah sedihnya
kalau ditinnggal PACAR dehh, “HUUuhh Curhat po pieee loo hee.. heee…”. banyangin
jaa mau ditinggalin ma bulan ramadhan yang mana didalamnya terdapat banyak sekali
rahmat baraokah and maghfirah itu…
Soob berhubung pak Suryadharma Ali selaku mentri agama udah netepin besok idul fitri, and Alhamdulillah keputusannya sama
ama ormas yang dikecualikan oleh beliau ketika
dalam sambutannya beliau mengatakan “Alhamdulillah ORMAS disini sudah dateng kecuali yang tidak dateng”
Heee heeee....!!! SOo tentu tentu kita mau
ngelaksanain salat riyaya aidil fitri therfore yuk kita bareng-bareng belajar
“apa aja si sunnah-sunnah yang biasa dilakukan Nabi ketika akan melakukan
shalat idul fitri, tapi kita belajarnya pake bahasa nasional yang baik dan benar
aja yaa.. biar keliatan formal Gitu lah!!... kita mulai yaa “BISMILLAH
HIRAHMANIRAHIM”
Nabi saw menganjurkan pada semua orang Islam
termasuk anak-anak dan wanita haid supaya ikut salat ‘ied dengan
bertakbir menuju ke lapangan tempat salat (mushalla), meskipun wanita
haid tidak ikut salat dan berada di luar shaf salat. Hal ini berdasarkan hadis
nabi:
حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا عِيسَى
بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ سِيرِينَ عَنْ أُمِّ
عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ
الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ
وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لَا يَكُونُ
لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
Artinya: “telah menceritakan kepada kami Amr an-Naqid,
telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Hisam
dari Hafsah binti Sirin dari Ummi Atiyyah, (diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Rasulullah saw memerintahkan kami supaya menyuruh mereka keluar pada hari idul
fitri dan idul adha: yaitu semua gadis remaja, wanita sedang haid dan wanita
pingitan. Adapun wanita-wanita sedang haid supaya tidak memasuki lapangan
tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya itu dan panggilan kaum
muslimin. Aku bertanya: wahai Rasulullah, bagaimana salah seorang kami yang
tidak mempunyai baju jilbab? Rasulullah menjawab: “hendaklah temannya meminjami
baju kurungnya.” (HR Al-Jamaah).
Pada saat’ied, Rasulullah saw
menuntunkan untuk takbir membesarkan nama Allah ketika berangkat ke tempat salat,
dan menentukan untuk menempuh jalur yang berbeda ketika pulang dari tempat
salat, hal ini sesuai dengan hadis nabi:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ )رواه البخاري(
Artinya: “Dari jabir bin Abdulllah ra, ia
berkata: Bahwa Nabi saw apabila (pulang)
dari salat ‘ied dengan mengambil jalan lain (bukan yang dilewati ketika
berangkat).” (HR Bukhari) hadis ini diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi, Abu
Daud, Ibnu Majah dan Ahmad.
Untuk
takbir idul fitri sudah bisa dimulai sejak malam setelah sempurnanya hitungan
bulan Ramadhan. Ini di dasarkan pada firman Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur”.
(al-Baqarah: 185).
Sebelum berangkat ke tempat salat, hendaklah menggunakan pakaian
yang terbaik yang dimilikinya, memakai parfum atau wangi-wangian yang tidak menyengat,
dan makan secukunpnya sesuai dengan hadis:
عن أنس رضي الله عنه أمرنا رسول الله صلى الله عليه
وسلم في العيدين أن نلبس أجود ما نجد وأن نتطيب بأجود ما نجد (الحاكم)
Artinya: “Dari Anas ra (ia meriwayatkan
bahwa) Rasulullah saw menyuruh kami pada dua hari raya (idul fitri dan idul
adha) agar memakai pakaian yang terbaik yang kami miliki, memakai wangi-wangian
yang terbaik dan menyembeleh binatang yang paling gemuk.” (HR al-Hakim)
Lafad takbir ‘ied antara lain seperti hadis yang
disandarkan kepada Ibnu Mas’ud dan Umar bin al-Khaththab
r.a.:
عن عمر بن الخطاب وعبد الله بن مسعود انهما كانا
يكبران من صلاه الغداه يوم عرفه الي الصلاه من آخر ايام التشريق يقولان الله اكبر
الله اكبر لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
“dari Umar bin al-Khatthab dan Abdullah bin Masud sesungguhnya mereka berdua
bertakbir (dengan lafad) Allah
maha besar, Allah maha besar, tidak ada tuhan selain Allah, dan Allah maha besar.
Allah maha besar dan baginyalah segala pujian”. (HR Ibnu Abi Syaybah, Abd al-Razzaq dan Ibnu
al-Mundzir)
Jika tidak hujan dan becek, maka salat ini
lebih utama dilakukan di tanah lapang. Hal ini karena Nabi dan para sahabat
selalu salat ‘ied di tanah lapang yang berjarak 1000 hasta atau 200
meter dari masjid, kecuali bila hujan atau lapangan becek.
Salat ‘ied ini dikerjakan sebelum
khutbah, tanpa diawali dengan adzan dan iqamat karena hadis nabi:
عَنْ جَابِرِ قَالَ :
شَهِدْتُ الصَّلاَة
مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-في يَوْمَ عِيدٍ فَبَدَأَ بِالصَّلاَةِ قَبْلَ
الْخُطْبَةِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ ، فلما قضى الصلاة قَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى بِلاَلٍ فحمد الله وأثنى عليه ووعظ النَّاسَ وذكرهم وحثهم عَلَى طَاعَتِهِ...(رواه النسائي)
Artinya: “Dari jabir (diriwayatkan bahwa)
ia berkata: saya mengahadiri salat pada suatu hari raya bersama rasulullah saw:
sebelum khutbah beliau memulai dengan salat tanpa adzan dan iqamat. Lalu manakala
selesai salat beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal. Lalu ia bertahmid
dan memuji Allah, menyampaikan nasehat dan peringatan untuk jamaah, serta
mendorong mereka supaya patuh kepadanya...” (HR an-Nasa’i).
Jumlah rakaatnya adalah dua rakaat dimana pada
rakaat pertama dibuka dengan takbir 7 kali (sudah termasuk takbiratul ikhram)
dengan mengangkat tangan setiap takbir (berdasarkan keumuman hadis riwayat Abu Daud,
Al-Baihaqi dan ad-Dzaruqutni dari Ibnu Umar), dan pada rakaat kedua dengan
takbir 5 kali, diluar hitungan takbir inthiqal (pindah gerakan). Hal tersebut didasarkan pada hadis yang disandarkan kepada Aisyah r.a:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- كَانَ يُكَبِّرُ فِى الْفِطْرِ وَالأَضْحَى فِى الأُولَى سَبْعَ
تَكْبِيرَاتٍ وَفِى الثَّانِيَةِ خَمْسًا.
“Dari
Aisyah, sesungguhnya rasulullah saw bertakbir pada (dalam) salat ‘ied-fitri dan
adha pada rakaat pertama 7 takbir, dan
pada rakaat kedua 5 takbir”. (HR Ahmad). Hadis ini diriwayatkan juga oleh Abu Daud, Ibnu Majah, dan al-Hakim.
Nabi saw
juga bersabda dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Daud
yang bermatan:
وَعَنْ عَمْرِوِ بْنِ
شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ نَبِيُّ اَللَّهِ - صلى الله
عليه وسلم - - اَلتَّكْبِيرُ فِي اَلْفِطْرِ سَبْعٌ فِي اَلْأُولَى وَخَمْسٌ فِي اَلْآخِرَةِ,
وَالْقِرَاءَةُ بَعْدَهُمَا كِلْتَيْهِمَا - أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ
“dari Amr bin Syuaib dari bapaknya dari
kakeknya, ia berkata: Nabi saw bersabda “takbir di hari raya fithri ada tujuh
kali (takbir) pada rakaat pertama dan lima kali (takbir) pada (rakaat) yang akhir, dan bacaan sesudah kedua-duanya”. (H.R Abu Daud). Hadis
ini diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah dan Ahmad.
Para sahabat, seperti Abu Hurairah, Ibnu Abbas
dan lain-lain bertakbir 7 kali dan 5 kali sebelum membaca al-fatihah (H.R Malik
dan Abi Syaybah) dan tidak ada satupun dalil hadis yang menyelisihinya,
misalnya yang menuntunkan takbir 1 kali seperti salat subuh atau jum’at.
Setelah salat dua rakaat kemudian diikuti
dengan khutbah tidak pakai duduk (karena hadisnya maqthu dan do’if) dan
langsunng ditutup dengan do’a.
Hal ini berdasarkan hadis nabi:
وَعَنْهُ قَالَ: -
كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَخْرُجُ يَوْمَ اَلْفِطْرِ
وَالْأَضْحَى إِلَى اَلْمُصَلَّى, وَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ اَلصَّلَاةُ,
ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُومُ مُقَابِلَ اَلنَّاسِ -وَالنَّاسُ عَلَى صُفُوفِهِمْ-
فَيَعِظُهُمْ وَيَأْمُرُهُمْ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: “Dahulu Nabi saw keluar rumah dihari raya fitri dan
adha (untuk melakukan salat) di mushalla. Pertama-tama yang dilakukan nabi
adalah salat, kemudian berpindah dengan berdiri menghadap kepada orang banyak,
sedang orang banyak tetap pada shafnya. Nabi saw memberi nasehat dan menyuruh
hal-hal yang baik.” (HR Bukhari dan Muslim).
Huuuuuh akhirnya selesai juga SOOb ternyata sunnah-sunnah nabi cukup
banyak yaaa, makanya selaku umat nabi Muhammad yuuk kita ikutin tuntunan or
ajaran yang udah di ajarkannya kepada kita. Ok S0ob THANKSS!!!! Yaa dah baca,
and kalau temen-temen mau liat lebih detailnya lagi or mungkin masih ragu sama
tulisan ini silahkan bisa di cek hadis-hadisya atau kalau lebih mudah bisa
lihat buku-buku di bawah ini:
1. Manhaj tarjih Muhammadiyah oleh Prof. Drs. H. Asjmuni Abdurrahman
2. Bekal dakwah muballig hijrah 1434 H oleh Talqis Nurdianto Lc., M.A
3. Tuntunan puasa Ramadlan & zakat oleh Syakir Jamaludin, M.A
Wassalamualaikum Warahmatullah
Wabaraakatuh....