Wednesday 7 August 2013

SUNNAH-SUNNAH YANG SERING DILAKUKAN RASULULLAH KETIKA HARI RAYA IDUL FITRI




Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh!!!!!!......
Heeeem kayaknya baru aja kemaren kita melaksanakan ibadah puasa pertama, tapi ternyata sekarang udah tinggal nunggu hari raya esok aja nieeee…. niii yang paling disenengin and di tunggu sama banyak orang yaitu ketika hari raya iedul fitri sooob!!! Bener gk??? Bener aja deh biar keliatan ada pendukungnya gto0@ hheee….
Ooo yess sob!.. iedul fitri yang umumnya sering disebut by “HARI LEBARAN”,,, yaa kalau bahasa sundana mah “BADA” cenah, nek boso jowone “BODO” kalau gk salah, heeem sob kalau kita liat keadaan masyarakat, mungkin kita sering liat kalau misalnya dateng bulan Ramadhan mereka emang gembira, tapi sob ternyata banyak juga lohh yang kalau datang bulan ramadhan malah gak seneng tapi malah sedih sampe-sampe terkadang ada yang bilang “Aahh!! udah puasa lagi aja nih mesti ninggalin makan and minum di siang bolong niich!, padahal Ntu kan panas buanGet S0oB!!,,” ada juga yang bilang, biasanya para ibu nii yang bilang “wah dateng bulan ramadhan mesti repot nih harus bangun jam 3 buat nyiapin sahur, nyiapin untuk buka puasa lah, buat kueh-kueh lebaran lah dan yang lain-lainnya..”. Tapi sob sebaliknya ni sob! Kalau udah deket ke hari raya and mau ninggalin bulan ramadhan baru pada seneng, yaa katanya si “weeh dah mau selese puasa nii,. berarti kagak usah nahan laper and haus lagii and siap-siap beli baju lebaran ditambah pembagian THR heeeem seneng banget dahh!!..
Sob tapi teryata itu berbeda loh ama keadaan Nabi kita  Nabi Muhammad saw, kalau Nabi kita Nii.. kalau mau dateng bulan suci ramadhan BEeeh gembiranya bukan maen So0b, gak kaya sebagian kita yang sedih karena gak bisa makan and minum, tapi sebaliknya So0b! Rasulullah kalau udah mau ninggalin bulan suci, bulan yang penuh berkah itu’, DUUUh!!.. sedihnya gak ketulungan, sedih banget so0b, yaA.. gak kalah sedihnya kalau ditinnggal PACAR dehh,  “HUUuhh  Curhat po pieee loo hee.. heee…”. banyangin jaa mau ditinggalin ma bulan ramadhan yang mana didalamnya terdapat banyak sekali rahmat baraokah and maghfirah itu…
Soob berhubung pak Suryadharma Ali selaku mentri agama udah netepin besok idul fitri, and Alhamdulillah keputusannya sama ama ormas yang dikecualikan oleh beliau ketika dalam sambutannya beliau mengatakan “Alhamdulillah ORMAS disini sudah dateng kecuali yang tidak dateng” Heee heeee....!!! SOo tentu tentu kita mau ngelaksanain salat riyaya aidil fitri therfore yuk kita bareng-bareng belajar “apa aja si sunnah-sunnah yang biasa dilakukan Nabi ketika akan melakukan shalat idul fitri, tapi kita belajarnya pake bahasa nasional yang baik dan benar aja yaa.. biar keliatan formal Gitu lah!!... kita mulai yaa “BISMILLAH HIRAHMANIRAHIM”
Nabi saw menganjurkan pada semua orang Islam termasuk anak-anak dan wanita haid supaya ikut salat ‘ied dengan bertakbir menuju ke lapangan tempat salat (mushalla), meskipun wanita haid tidak ikut salat dan berada di luar shaf salat. Hal ini berdasarkan hadis nabi:
حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ سِيرِينَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لَا يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
Artinya: “telah menceritakan kepada kami Amr an-Naqid, telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Hisam dari Hafsah binti Sirin dari Ummi Atiyyah, (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw memerintahkan kami supaya menyuruh mereka keluar pada hari idul fitri dan idul adha: yaitu semua gadis remaja, wanita sedang haid dan wanita pingitan. Adapun wanita-wanita sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya itu dan panggilan kaum muslimin. Aku bertanya: wahai Rasulullah, bagaimana salah seorang kami yang tidak mempunyai baju jilbab? Rasulullah menjawab: “hendaklah temannya meminjami baju kurungnya.” (HR Al-Jamaah).

Pada saat’ied, Rasulullah saw menuntunkan untuk takbir membesarkan nama Allah ketika berangkat ke tempat salat, dan menentukan untuk menempuh jalur yang berbeda ketika pulang dari tempat salat, hal ini sesuai dengan hadis nabi:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ  )رواه البخاري(


Artinya: “Dari jabir bin Abdulllah ra, ia berkata: Bahwa  Nabi saw apabila (pulang) dari salat ‘ied dengan mengambil jalan lain (bukan yang dilewati ketika berangkat).” (HR Bukhari) hadis ini diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad.
Untuk takbir idul fitri sudah bisa dimulai sejak malam setelah sempurnanya hitungan bulan Ramadhan. Ini di dasarkan pada firman Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (al-Baqarah: 185).
Sebelum berangkat ke tempat salat, hendaklah menggunakan pakaian yang terbaik yang dimilikinya, memakai parfum atau wangi-wangian yang tidak menyengat, dan makan secukunpnya sesuai dengan hadis:
عن أنس رضي الله عنه أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في العيدين أن نلبس أجود ما نجد وأن نتطيب بأجود ما نجد (الحاكم)
Artinya: “Dari Anas ra (ia meriwayatkan bahwa) Rasulullah saw menyuruh kami pada dua hari raya (idul fitri dan idul adha) agar memakai pakaian yang terbaik yang kami miliki, memakai wangi-wangian yang terbaik dan menyembeleh binatang yang paling gemuk.” (HR al-Hakim)
Lafad takbir ‘ied antara lain seperti hadis yang disandarkan kepada Ibnu Mas’ud dan Umar bin al-Khaththab r.a.:
عن عمر بن الخطاب وعبد الله بن مسعود انهما كانا يكبران من صلاه الغداه يوم عرفه الي الصلاه من آخر ايام التشريق يقولان الله اكبر الله اكبر لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
dari Umar bin al-Khatthab dan Abdullah bin Masud sesungguhnya mereka berdua bertakbir (dengan lafad) Allah maha besar, Allah maha besar, tidak ada tuhan selain Allah, dan Allah maha besar. Allah maha besar dan baginyalah segala pujian”. (HR Ibnu Abi Syaybah, Abd al-Razzaq dan Ibnu al-Mundzir)
Jika tidak hujan dan becek, maka salat ini lebih utama dilakukan di tanah lapang. Hal ini karena Nabi dan para sahabat selalu salat ‘ied di tanah lapang yang berjarak 1000 hasta atau 200 meter dari masjid, kecuali bila hujan atau lapangan becek.
Salat ‘ied ini dikerjakan sebelum khutbah, tanpa diawali dengan adzan dan iqamat karena hadis nabi:
عَنْ جَابِرِ قَالَ : شَهِدْتُ الصَّلاَة مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-في يَوْمَ عِيدٍ فَبَدَأَ بِالصَّلاَةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ ، فلما قضى الصلاة قَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى بِلاَلٍ فحمد الله وأثنى عليه ووعظ النَّاسَ وذكرهم وحثهم عَلَى طَاعَتِهِ...(رواه النسائي)
Artinya: “Dari jabir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: saya mengahadiri salat pada suatu hari raya bersama rasulullah saw: sebelum khutbah beliau memulai dengan salat tanpa adzan dan iqamat. Lalu manakala selesai salat beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal. Lalu ia bertahmid dan memuji Allah, menyampaikan nasehat dan peringatan untuk jamaah, serta mendorong mereka supaya patuh kepadanya...” (HR an-Nasa’i).
Jumlah rakaatnya adalah dua rakaat dimana pada rakaat pertama dibuka dengan takbir 7 kali (sudah termasuk takbiratul ikhram) dengan mengangkat tangan setiap takbir (berdasarkan keumuman hadis riwayat Abu Daud, Al-Baihaqi dan ad-Dzaruqutni dari Ibnu Umar), dan pada rakaat kedua dengan takbir 5 kali, diluar hitungan takbir inthiqal (pindah gerakan). Hal tersebut didasarkan pada hadis yang disandarkan kepada Aisyah r.a:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُكَبِّرُ فِى الْفِطْرِ وَالأَضْحَى فِى الأُولَى سَبْعَ تَكْبِيرَاتٍ وَفِى الثَّانِيَةِ خَمْسًا.
“Dari Aisyah, sesungguhnya rasulullah saw bertakbir pada (dalam) salat ‘ied-fitri dan adha pada rakaat pertama 7 takbir,  dan pada rakaat kedua 5 takbir”. (HR Ahmad). Hadis ini diriwayatkan juga oleh  Abu Daud, Ibnu Majah, dan al-Hakim.
Nabi saw juga bersabda dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Daud yang bermatan:
وَعَنْ عَمْرِوِ بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ نَبِيُّ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - - اَلتَّكْبِيرُ فِي اَلْفِطْرِ سَبْعٌ فِي اَلْأُولَى وَخَمْسٌ فِي اَلْآخِرَةِ, وَالْقِرَاءَةُ بَعْدَهُمَا كِلْتَيْهِمَا - أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ
“dari Amr bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya, ia berkata: Nabi saw bersabda “takbir di hari raya fithri ada tujuh kali (takbir) pada rakaat pertama dan lima kali (takbir) pada (rakaat) yang akhir, dan bacaan sesudah kedua-duanya”. (H.R Abu Daud). Hadis ini diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah dan Ahmad.
Para sahabat, seperti Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan lain-lain bertakbir 7 kali dan 5 kali sebelum membaca al-fatihah (H.R Malik dan Abi Syaybah) dan tidak ada satupun dalil hadis yang menyelisihinya, misalnya yang menuntunkan takbir 1 kali seperti salat subuh atau jum’at.
Setelah salat dua rakaat kemudian diikuti dengan khutbah tidak pakai duduk (karena hadisnya maqthu dan do’if) dan langsunng ditutup dengan do’a.
 Hal ini berdasarkan hadis nabi:
وَعَنْهُ قَالَ: - كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَخْرُجُ يَوْمَ اَلْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى اَلْمُصَلَّى, وَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ اَلصَّلَاةُ, ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُومُ مُقَابِلَ اَلنَّاسِ -وَالنَّاسُ عَلَى صُفُوفِهِمْ- فَيَعِظُهُمْ وَيَأْمُرُهُمْ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: “Dahulu Nabi saw keluar rumah dihari raya fitri dan adha (untuk melakukan salat) di mushalla. Pertama-tama yang dilakukan nabi adalah salat, kemudian berpindah dengan berdiri menghadap kepada orang banyak, sedang orang banyak tetap pada shafnya. Nabi saw memberi nasehat dan menyuruh hal-hal yang baik.” (HR Bukhari dan Muslim).
 Huuuuuh akhirnya selesai juga SOOb ternyata sunnah-sunnah nabi cukup banyak yaaa, makanya selaku umat nabi Muhammad yuuk kita ikutin tuntunan or ajaran yang udah di ajarkannya kepada kita. Ok S0ob THANKSS!!!! Yaa dah baca, and kalau temen-temen mau liat lebih detailnya lagi or mungkin masih ragu sama tulisan ini silahkan bisa di cek hadis-hadisya atau kalau lebih mudah bisa lihat buku-buku di bawah ini:
1.      Manhaj tarjih Muhammadiyah oleh Prof. Drs. H. Asjmuni Abdurrahman
2.      Bekal dakwah muballig hijrah 1434 H oleh Talqis Nurdianto Lc., M.A
3.      Tuntunan puasa Ramadlan & zakat oleh Syakir Jamaludin, M.A
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabaraakatuh....

...
Powered by Blogger.